Join

Saat “Ngemil” Kacang, Batasi Takarannya

11/20/2010 Leave a comment

KOMPAS.com — Pada dasarnya kacang adalah bahan makanan yang menyehatkan asalkan kita tahu takaran dan cara tepat untuk mengolahnya.


Di dalam bahasa Inggris, kacang dibagi menjadi kelompok nuts dan legume. Beans masuk dalam kelompok legume. Di dalam bahasa Indonesia, semua itu disebut sebagai kacang saja.


Saat belanja di swalayan, kita akan menemukan berbagai bentuk dan jenis kacang. Ada yang kering, beku, segar, kalengan, bakar, sudah diberi bumbu, atau masih polos. Ada kacang merah, kacang pinto, kacang hitam, pistachio, dan kidney bean.


Tak perlu bingung karena ada banyak jenis kacang. Ikuti panduan praktis berikut untuk memilihnya:


1. Jika membeli kacang kering, coba lihat dulu teksturnya. Jangan pilih yang berlubang atau yang sudah berubah warna. Pilih yang warnanya cerah dan bentuknya masih utuh.


2. Apabila memerlukan kacang untuk segera dimasak, pilihlah kacang kalengan. Jika kita harus membatasi asupan garam (agar terhindar dari sakit darah tinggi), periksa dulu kandungan garam dalam kacang kalengan yang kita beli. Konsumsi garam tidak dianjurkan lebih dari 1.500 mg per hari untuk orang dewasa.


3. Jika ingin membatasi asupan minyak atau lemak lebih baik pilih kacang kulit atau kacang yang direbus, bakar, atau kacang panggang (roasted).


4. Jika kacang yang kita minati ternyata tidak tersedia, atau kita bingung dengan namanya yang asing, cari penggantinya. Misalnya, kacang merah bisa diganti kacang azuki, kacang pinto dengan kacang polong, sedangkan kidney bean relatif mudah ditemukan di supermarket mana saja. Bentuknya mirip kacang merah, hanya saja lebih besar.


Perlu diingat, jenis kacang yang satu dengan yang lain berbeda rasa dan gizinya. Yang bisa kita lakukan jika kacang yang kita mau tidak tersedia adalah mencari penggantinya yang mirip, tetapi tidak bisa sama persis.


Takaran yang dianjurkan
Sama halnya dengan jenis makanan lain, mengonsumsi kacang juga sebaiknya tepat takaran. Anjurannya adalah sekitar 30 gram setiap hari. Tigapuluh gram kacang mengandung 160-200 kalori, yang kebanyakan berasal dari lemak tak jenuh tunggal dan ganda. Selain itu, kacang juga bisa menjadi salah satu sumber protein nabati yang cukup baik.


Sebagai camilan, tak jarang kacang bisa membuat kita lepas kontrol saking nikmatnya. Apalagi kalau kita makan langsung dari wadah atau kemasan. Sebelum habis, kita belum berhenti mengunyahnya. Efek makan berlebihan, yang bisa membuat berat badan melonjak, jadi terlupakan.


Untuk menghindari hal ini, siapkan camilan kacang dalam porsi kecil, yaitu tidak lebih dari takaran yang direkomendasikan (30 gram). Pilihlah jenis kacang kulit untuk memperlambat waktu makan karena kita harus mengupasnya lebih dulu. Jika kita sudah bisa makan kacang dengan porsi yang sehat, tak perlu khawatir lagi soal jerawat atau berat badan. Bahkan, tubuh kita jadi lebih sehat karenanya.


Kalori dalam kacang
Beda jenis kacang, beda jumlah kalorinya. Cek berapa kalori yang terkandung di dalam 30 gram kacang kesukaan Anda.


Kacang tanah panggang kering, dengan garam (30 butir), 170 kalori
Kacang tanah panggang kering, tanpa garam (30 butir), 160 kalori
Kacang tanah campuran (30 butir), 170 kalori
Kacang tanah panggang madu (30 butir), 150 kalori
Kacang almon (24 butir), 160 kalori
Kacang brasil (7 butir), 170 kalori
Kacang mete (20 butir), 170 kalori
Kacang kenari (14 butir), 180 kalori
Kacang pistachio tanpa cangkang (47 butir), 170 kalori
Kacang macadamia (11 butir), 200 kalori


(Dr Johanes C Chandrawinata, MND, SpGK, dokter spesialis gizi klinis dari Rumah Sakit Melinda, Bandung)

Lama Tidur Malam Bayi Pengaruhi Kecerdasannya

11/20/2010 Leave a comment

Tidur di malam hari lebih penting untuk perkembangan otak bayi. Tidur malam tidak bisa tergantikan oleh tidur siang anak.

KOMPAS.com — Studi menyebutkan bahwa lama waktu tidur bayi di malam hari memiliki koneksi kepada fungsi kognitif si bayi. Para periset dari University of Minnesota dan University of Montreal menemukan hal ini setelah merekam pola tidur balita. Di usia 12-18, para orangtua relawan diminta untuk mencatat kebiasaan waktu tidur bayi dengan interval 30 menit (mencatat waktu tidur siang dan bangun tidur di siang hari). Di usia 18-26 bulan, para peneliti melakukan pengujian pada kinerja otak bayi tersebut.


Berikut adalah hasil dari studi yang dilansir pada jurnal Child Development tersebut:
Para bayi yang tidur lebih lama di malam hari, antara pukul 19.00-07.00, menjawab tes dengan lebih baik ketimbang yang tidur dengan jumlah waktu lebih lama, tetapi di siang hari. Dengan kata lain, tidur malam hari jauh lebih penting ketimbang tidur siang. Periset mengatakan, semakin lama waktu tidur bayi di malam hari semakin baik.


Para bayi diminta melakukan tes fungsi eksekutif, yakni mendapatkan informasi dalam memori, kontrol impuls, dan memutuskan sesuatu, yang merupakan tugas sulit bagi bayi berusia dua tahun. Contoh, pada suatu tes, periset menempelkan stiker pada salah satu dari tiga pot, menutupnya dengan selimut, kemudian meminta si balita untuk menunjukkan pot mana yang memiliki stiker.


Tentunya, ini merupakan sebuah penelitian kecil, tetapi bisa memberikan penemuan bahwa waktu tidur memiliki dampak fungsi pada otak kita di siang hari. Dalam hal ini, berkaitan dengan fungsi otak untuk menyerap dan mengolah informasi, serta memahami keadaan sekitar. Hal ini juga berpengaruh pada bayi.


Hal ini sangat penting karena, ternyata, meski jumlah tidurnya sama, tetapi tidur siang tidak cukup baik untuk mengganti fungsi tidur di malam hari, setidaknya untuk kesehatan dan perkembangan otak anak. Ternyata, tidur di malam hari dan tidur siang dikelola oleh bagian otak yang berbeda, dalam hal sirkuit dan ritme sirkadiannya, hingga jelas sudah, waktu tidur di malam hari untuk anak tak bisa digantikan di siang hari.


Bayi memang sering terbangun di malam hari, beberapa orang tahu bagaimana mengembalikan si bayi untuk cepat tertidur lagi. Namun, mengenai menjaga bayi agar tidak tidur di siang hari serta bisa tidur lebih awal dan lebih lama di malam hari masih menjadi perdebatan.

10 Hal tentang Melahirkan Penting Diketahui Para Ibu

11/20/2010 Leave a comment

Kenali tahapan-tahapan saat melahirkan untuk mengantisipasi masalah yang tak diinginkan.

KOMPAS.com – Ada beberapa hal mengenai proses kelahiran anak yang penting untuk diketahui para ibu untuk menyiapkan dirinya. Berikut di antaranya:

1. Tidak seperti di film
Seringkali, di film-film, kita melihat, ketika si aktris yang memerankan peran ibu hamil, saat air ketubannya pecah, semua orang panik, si ibu terhuyung-huyung, mengalami kontraksi mendadak yang luar biasa, lalu berteriak memanggil taksi. Padahal, dalam kehidupan nyata, tidak selalu sedramatis itu. Air ketuban umumnya pecah saat menjelang kelahiran anak, dan meski pun pecah duluan, tak harus bergegas dan berlarian ke rumah sakit. Tentu, Anda harus segera menemui dokter kandungan, tetapi bukan berarti Anda bisa berteriak-teriak sambil berlari-lari di tengah jalan. Di kehidupan nyata, setiap proses kelahiran bayi itu sangat unik dan spesial.

2. Tanggal kelahiran, lebih tepatnya, bulan kelahiran
Sebuah proses kehamilan yang lengkap berlangsung antara 37-42 minggu. Tanggal perkiraan kelahiran adalah sebuah perkiraan, bukan tenggat waktu pasti. Kebanyakan bayi bahkan terlahir sebelum atau setelah tanggal perkiraan, rata-rata anak lahir 4 hari sesudah tanggal perkiraan yang dibuat oleh para dokter. Memang agak sulit untuk merencanakan seluruh bulan sebagai momen kelahiran, namun tanggal kelahiran pun terlalu spesifik. Yah, kita hanya bisa bersiap menunggu kelahiran si kecil dan tidak terpaku pada tanggal yang diberikan oleh para dokter.

3. Proses kelahiran melewati fase yang khusus dan memiliki tantangan yang berbeda-beda
Proses kelahiran adalah sebuah proses yang ritmis. Kelahiran yang terlalu dini umumnya akan berlangsung lama, namun lebih mudah ditangani ketimbang kelahiran yang aktif, yang umumnya membutuhkan lebih banyak fokus dan teknik mengatasi rasa sakit. Mendorong bayi keluar di akhiran adalah suatu hal yang berbeda dan bisa menjadi sebuah perubahan. Memahami tahapan-tahapan kelahiran akan membantu Anda untuk menghadapinya dengan cara yang berbeda-beda.

4. Epidural adalah satu dari sekian banyak cara untuk menghadapi kelahiran

Ada banyak debat yang mempertanyakan apakah epidural adalah  hal yang baik atau tidak untuk diberikan kepada ibu yang sedang dalam proses melahirkan. Satu jawabannya adalah, tergantung. Epidural yang terlalu dini disuntikkan akan memperlambat proses dan membuat diperlukan intervensi medis. Namun, epidural yang diberikan terlambat, saat ibu sudah sangat kelelahan, bisa mempercepat kelahiran, dan mengurangi kemungkinan intervensi. Coba lupakan sejenak mengenai baik atau buruk yang menyangkut epidural, tetapi penuhi pengetahuan Anda mengenai risiko dan keuntungan dari obat tersebut, serta pelajari teknik cara menghadapi proses kelahiran yang menyakitkan, lalu lihat bagaimana perjalanan proses kelahiran bayi Anda.

5. Filosofi dari petugas medis yang Anda percayakan sangat berpengaruh
Beberapa dokter percaya bahwa ia harus secara aktif menghadapi proses kelahiran, dan mengenalkan teknologi medis seputar penanganan proses kelahiran, bahkan sebelum terjadi kebutuhan, sebagai pencegahan. Lainnya, ada yang percaya bahwa kelahiran seharusnya berjalan alami dan penanganan intervensi medis sebaiknya hanya dilakukan saat mulai terjadi hal-hal yang di luar kewajaran. Dengan begini, proses kelahiran akan sangat berpengaruh oleh siapa yang membantu Anda. Bicarakanlah kepada petugas medis yang menangani Anda mengenai filosofinya membantu kelahiran. Pastikan hal tersebut sesuai dengan pemahaman Anda.

6. Bidan atau dokter kandungan mungkin tak akan selalu bersama Anda

Hal ini bisa jadi hal yang mengejutkan bagi banyak pasangan, namun seringkali terjadi. Dokter kandungan atau bidan yang Anda percayakan untuk mengurusi kesehatan kandungan Anda mungkin tidak akan selalu ada untuk Anda. Umumnya, mereka akan menyarankan kapan Anda sebaiknya memeriksakan kandungan dan perkembangan kehamilan secara periodik. Namun, secara umum, mereka kemungkinan tidak akan ada di sana untuk membimbing Anda setiap waktu. Biasanya, mereka akan ada di akhiran, saat si bayi hampir lahir. Bidan biasanya akan ada bersama Anda lebih lama, namun, itu pun tergantung. Inilah alasan mengapa kelas-kelas kelahiran akan sangat berarti.

7. Kelahiran yang diinduksi biasanya berakhir pada C-Section
Ekspektasi untuk membuat proses kelahiran terus berjalan dan tak terhenti pada kecepatan yang tidak realistis akan mendorong penggunaan pitocin berlebihan, yang bisa menggandakan kemungkinan harus di-Caesar. Penggunaan pitocin harus terus dimonitor, artinya, ibu tidak boleh banyak bergerak saat proses. Namun, mengubah posisi sebenarnya bisa membantu proses kelahiran dan membantu atasi rasa sakit. Intinya, coba hindari induksi sebisa mungkin kecuali memang secara medis, sangat diperlukan.

8. Banyak beristirahat di awal proses kelahiran bisa mengurangi kemungkinan proses kelahiran caesar
Saat Anda dan dokter mengetahui bahwa kelahiran Anda berada dalam keadaan sehat dan baik, Anda bisa mencoba beristirahat dan tidak panik saat kontraksi mulai terjadi. Satu hal yang bisa Anda pegang adalah untuk mencoba mengikuti aturan 411. Artinya, barulah mulai proses di ruang bersalin saat kontraksi berselang selama 4 menit, setiap kontraksi berlangsung selama 1 menit, serta hal ini sudah berlangsung selama 1 jam. Bicarakan hal ini dengan bidan atau dokter, namun, siapkan diri Anda untuk bersantai sebelum proses kelahirannya benar-benar dimulai, gunanya, agar Anda tidak terlalu cepat kelelahan atau terlalu cepat diinduksi karena panik sudah ada di ruang bersalin dan merasa harus segera melahirkan.

9. Kelahiran termasuk hal fisiologis
Kontraksi memang berlangsung sangat menyakitkan bagi tubuh dan bahkan prosesnya terasa sangat melelahkan. Namun, faktanya, tubuh kita sudah didesain sedemikian rupa. Tak seperti hal menyakitkan lainnya, proses kelahiran tidak mengindikasikan adanya bagian tubuh yang rusak atau ada yang salah. Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu melewati proses tersebut. Coba ikuti kelas-kelas seputar kelahiran, dapatkan dukungan kelahiran dari ahlinya, dan pelajari mengenai proses kelahiran.

10. Proses kelahiran bukan mengenai bagaimana Anda melakukannya

Survei atas ribuan ibu menemukan bahwa bukan masalah apakah Anda mendapat suntik epidural atau tidak yang membuat sebuah proses kelahiran menjadi sebuah pengalaman positif. Melainkan lebih kepada bagaimana si ibu diperlakukan dengan nyaman dan penuh hormat saat momen yang rapuh. Wanita dengan ekspektasi realistik cenderung lebih bahagia menghadapi proses kelahiran anaknya. Hal ini berarti memahami apakah Anda bisa mengkontrol apa yang bisa Anda kontrol. Sebisa kita menghapus konsepsi proses kelahiran yang sempurna, maka konsepsi pelahiran tak sempurna pun akan menghilang bersamanya. Toh, yang terpenting adalah si ibu dan si bayi sehat, kan?


NAD

Editor: Nadia Felicia

Sumber: Babble

Bagaimana Mengurus Perceraian Sendiri?

11/20/2010 Leave a comment

KOMPAS.com – Mengakhiri sebuah pernikahan tentu bukanlah hal yang mudah. Ada begitu banyak aspek yang perlu diperhatikan. Namun, yang terpenting adalah kesiapan dan kemantapan seseorang saat mengambil keputusan untuk bercerai. Tak jarang, keputusan cerai diambil dengan tergesa-gesa dan penuh emosi. Rasa menyesal pun hadir belakangan.


Banyak sekali pasangan yang mengurus sendiri perceraian mereka. Meskipun prosesnya sedikit lebih rumit, namun hal ini tidak mustahil dilakukan. Kuncinya, bekali diri Anda dengan pengetahuan yang cukup dan jangan malu bertanya.


Jika Anda memutuskan tidak menggunakan bantuan dari pengacara maupun LBH di pengadilan, Anda tetap dapat berkonsultasi kepada mereka tentang tata cara perceraian. Peran konsultan hukum juga akan sangat membantu, kalau Anda memutuskan mewakili diri sendiri di depan hakim. Cara yang paling mudah adalah mendatangi pengadilan agama atau pengadilan negeri di wilayah Anda, dan tanyakan tata cara mengurus perceraian kepada petugas yang berjaga.


Sebagai panduan, inilah yang harus Anda lakukan jika hendak mengurus perceraian sendiri:
* Menyiapkan surat-surat yang berhubungan dengan perkawinan.


* Membuat kronologis permasalahan.
Penggugat menuliskan kronologis permasalahan rumah tangganya di kertas biasa. Kronologis ini berisi cerita lengkap pernikahan pasangan yang hendak bercerai, dari awal pernikahan hingga penyebab perselisihan sampai akhirnya memutuskan untuk bercerai. Cerita harus dibuat dengan sebenar-benarnya dan detail. Ini untuk memudahkan penggugat dalam menyusun surat gugatan nanti. Usahakan membuat alur cerita yang runtut dan jelas, sehingga hakim juga dapat dengan mudah mengerti alasan-alasan Anda menggugat cerai.


* Membuat surat gugatan cerai.
Dalam surat gugatan cerai, umumnya ada tiga poin yang biasa digugat, yaitu status untuk bercerai, hak pemeliharaan anak, dan hak mendapatkan harta gono-gini. Sebagai contoh, surat gugatan cerai biasanya berisi:


1. Identitas para pihak (Penggugat dan Tergugat)
Terdiri atas nama suami dan istri (beserta bin/binti), umur dan tempat tinggal. Identitas para pihak juga disertai dengan informasi tentang agama, pekerjaan, dan status kewarganegaraan. Hal ini diatur dalam pasal 67 (a) UU No. 7/1989.


2. Posita (dasar atau alasan gugat)
Atau istilah hukumnya adalah Fundamentum Petendi, berisi keterangan berupa kronologis sejak mulai perkawinan Anda dengan suami, peristiwa hukum yang ada (misal, lahirnya anak-anak), hingga munculnya ketidakcocokan antara pasangan yang mendorong terjadinya perceraian. Alasan-alasan yang diajukan dan uraiannya kemudian menjadi dasar tuntutan (petitum). Contoh posita misalnya:


• Bahwa pada tanggal … telah dilangsungkan perkawinan antara penggugat dan tergugat di….
• Bahwa dari perkawinan itu telah lahir … orang anak, yang bernama …, lahir di…., pada tanggal ….
• Bahwa selama perkawinan antara tergugat sering melakukan tindakan kekerasan seperti memukul, dan terjadi pada tanggal….
• Bahwa… dst.
• Bahwa berdasarkan alasan di atas cukup bagi penggugat mengajukan gugatan perceraian.


3. Petitum (tuntutan hukum)
Yaitu tuntutan yang diminta oleh istri sebagai Penggugat agar dikabulkan oleh hakim. Bentuk tuntutan itu misalnya:


Berdasarkan fakta tersebut di atas, maka dengan ini Penggugat memohon kepada Majelis Hakim berkenan memutus sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan perkawinan antara penggugat dan tergugat sah putus karena perceraian.
3. Menyatakan pihak Penggugat berhak atas hak pemeliharaan anak dan berhak nafkah dari tergugat sejak tanggal… sebesar Rp… per bulan sampai Penggugat menikah lagi.
4. Mewajibkan pihak Tergugat membayar biaya pemeliharaan anak (jika anak belum dewasa) terhitung sejak… sebesar Rp… per bulan sampai anak dewasa.
5. Menyatakan bahwa harta berupa… yang merupakan harta bersama (gono-gini) menjadi hak Penggugat.


Setelah gugatan cerai selesai dibuat, fotokopi berkas tersebut sebanyak lima buah. Jadi total Anda mempunyai enam buah berkas gugatan cerai yang nantinya diperlukan saat mendaftar gugatan cerai. Keenam berkas tersebut akan dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengadilan nanti. Satu berkas akan dikirim oleh pengadilan kepada si suami (Tergugat), tiga berkas untuk para hakim, satu berkas untuk panitera pengadilan (pegawai yang bertugas mencatat jalannya sidang), dan satu berkas yang tersisa menjadi pegangan milik Anda.


* Mempersiapkan biaya pendaftaran gugatan.
Siapkan biaya pendaftaran gugatan perkara sekitar Rp 500 ribu – Rp 700 ribu. Biaya pendaftaran ini berbeda di setiap pengadilan, namun umumnya berkisar di angka itu.


* Mendaftarkan gugatan cerai di pengadilan yang berwenang.
Biasanya pendaftaran gugatan dilakukan di ruang administrasi oleh pegawai pengadilan yang bertugas untuk menerima gugatan. Petugas akan memberikan cap atau pengesahan kepada keenam berkas yang diserahkan. Dengan begitu, surat gugatan Anda sudah sah didaftarkan.


* Mempersiapkan saksi-saksi.
Setelah berkas gugatan resmi didaftarkan, pengadilan akan mengirimkan surat gugatan cerai bersama surat panggilan untuk menghadiri sidang pertama kepada pihak suami. Jadwal sidang pertama biasanya jatuh pada dua sampai empat minggu setelah tanggal pendaftaran gugatan cerai.

Mendandani Bayi, Jangan Asal Terlihat Lucu

11/20/2010 Leave a comment

KOMPAS.com – Orang tua mana yang tak ingin melihat bayinya tampil menarik? Tetapi jangan asal keren lantas Anda melupakan faktor kemanan dan kenyamanan saat mendandani si kecil.

“Enak, ya, punya anak perempuan, bisa didandani macem-macem.” Begitu, kan, komentar yang sering dilontarkan para ibu kepada ibu lain yang punya anak perempuan. Kita sendiri pun akan berpendapat demikian. Bukankah para ibu yang lebih suka berdandan? Apalagi, model busana anak perempuan pun beraneka ragam, tak seperti model busana anak lelaki. Belum lagi aksesorinya.

Padahal, yang namanya bayi, biar enggak didandani juga akan tetap menarik perhatian orang yang melihatnya. Baik bayi perempuan maupun bayi lelaki, mempunyai daya tarik tersendiri dibanding anak usia selanjutnya. Tentu boleh-boleh saja bila Anda ingin mendandani bayi Anda. Namun jangan sampai Anda melupakan faktor keamanan dan kenyamanannya.

Aman
Busana yang aman tentulah yang tak membahayakan bayi. Dalam kaitan ini, yang pertama harus Anda perhatikan adalah bahan busana. “Bahan yang mudah terbakar seperti nilon, sebaiknya dihindari,” anjur dr Rini Sekartini, SpAK. 

Yang kedua, aksesori. “Biasanya, busana untuk bayi perempuan banyak aksesorinya,” lanjut dokter spesialis anak pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo ini. Misalnya, dihiasi dengan pernik-pernik kecil. Hati-hati, lo, aksesori tersebut bisa tertelan oleh si kecil.

Terakhir, warnanya jangan luntur. Jangan lupa, bayi pada umumnya sangat aktif bergerak ke sana ke mari sehingga sering berkeringat. “Nah, jika warna busananya luntur, bisa-bisa menempel di tubuh si bayi.” Dampaknya akan lebih buruk lagi bila terkena pada bayi yang alergi karena akan timbul reaksinya. “Mungkin yang paling aman adalah gambar pada busana daripada warna busananya.”

Nyaman
Faktor kenyamanan pada busana dilihat dari sirkulasi udaranya yang baik. “Bagian ketiak sebaiknya jangan terlalu ketat dan jangan pula terlalu longgar agar bayi jadi tak sering berkeringat,” tutur Rini. Dari segi model pilihlah yang membuat bayi bisa leluasa bergerak. Jadi, bukan lantaran modis-tidaknya busana tersebut. Misalnya, rok span, “Hanya enak untuk dilihat namun akan menghambat gerak bayi.”

Ingat, pada masa bayi yang utama adalah perkembangan motoriknya. Jadi, kalau busananya menghambat, tentu juga akan mempengaruhi geraknya, yang berarti pula menghambat perkembangan motoriknya. Celana merupakan alternatif pilihan busana yang tepat karena tak menghambat gerak. Namun jangan lupa perhatikan karet celananya, Bu. “Bila karet celananya keras, bisa berbekas di tubuh bayi sehingga dapat meninggalkan tanda hitam. Terlebih lagi jika bayinya gendut.”

Yang tak kalah penting, bahan busananya. Beberapa bayi, terang Rini, sensitif terhadap suatu bahan, biasanya bahan berbulu. Apalagi pada bayi yang di dalam keluarganya ada riwayat alergi. Nah, bahan busana yang paling aman adalah katun. Jikapun tak ada katun, bisa menggunakan bahan kaos yang menyerap keringat. “Jangan pilih bahan kaos yang licin karena terlalu banyak bahan sintetisnya sehingga tak dapat menyerap keringat dengan baik,” sarannya.

Kancing depan
Untuk bayi baru lahir, tutur Rini, baju yang memiliki kancing di muka sangat praktis. “Ini berkaitan dengan kepala bayi yang masih lemah.” Lain hal setelah bayi usia 3 bulan ke atas, bisa dipakaikan baju model kaos karena kepalanya sudah semakin kuat, sehingga baju bisa melalui kepala.

Baju kodok bisa menjadi pilihan karena praktis. Hanya dengan mengenakan satu baju, bayi dapat langsung memakai celana. Tetapi jangan lupa, ingat Rini, pilih yang bukaan di depan. “Jadi, mengenakannya seperti mengenakan baju biasa ke bayi. Karena kalau pemakaiannya lama, bayi juga akan gelisah duluan sehingga menangis.” Anda pun tentunya juga jadi senewen karena bajunya enggak masuk-masuk.

Mudah diganti
Bila Anda ingin mengajak si kecil bepergian, saran Rini, sebaiknya pilih busana yang mudah diganti. Soalnya, saat bepergian kemungkinan terjadi bayi buang air kecil atau besar, dan bahkan muntah. “Jadi, bila model busananya rumit, menggantinya pun akan susah.”

Faktor usia saat bayi diajak bepergian pun tak boleh dilupakan. Ketika usia bayi baru 2 minggu, misalnya, biasanya bayi baru bepergian ke dokter untuk kontrol. Nah, agar nyaman, pakaikan popok atau bila pusarnya sudah puput bisa dipakaikan celana. Model baju yang memiliki kancing di muka akan memudahkan pemeriksaan. Setelah baju, biasanya bayi akan dilapisi dengan bedong, baru dimasukkan ke dalam selimut besar.

“Selimut yang memiliki topi untuk menutupi kepala bayi bisa juga menjadi pertimbangan karena sekaligus bisa melindungi kepala bayi,” kata Rini. Bayi yang sudah lebih besar biasanya akan mulai diajak bepergian ke berbagai macam tempat. Nah, sesuaikan busana bayi dengan kondisi tempat tujuan.

“Bila ingin diajak ke tempat dingin, baju yang dianjurkan tentunya yang dapat mencegah bayi kedinginan. Misalnya, busana lengan panjang dan celana panjang.” Baju hangat juga bisa digunakan; pilih yang terbuat dari rajutan benang untuk mencegah alergi. Bila bepergian ke tempat berudara panas, misalnya, pantai, Rini menganjurkan agar bayi dipakaikan setelan celana pendek dan kaos.

“Kalau mau menggunakan busana tanpa lengan, kita lihat dulu kondisi bayi, apakah dia sering batuk pilek atau tidak,” katanya.

Jadi, bila si kecil kondisinya kurang bagus, sebaiknya hindari busana yang terlalu terbuka. “Pakaikan baju yang tertutup namun berbahan tipis karena dia tak tahan dingin dan tak tahan angin. Apalagi di pantai, kan, banyak angin.” Sementara baju model tanpa lengan bisa dipakai untuk jalan-jalan ke mal.

(Tabloid Nakita/Faras Handayani)


Editor: Dini